Peningkatan Aplikasi Visa F6 untuk Perkawinan Internasional di Korea: Masalah Struktural dan Solusi?

Meningkatnya Tingkat Pernikahan Internasional: Isu Struktural dan Solusi

  1. Kenaikan Pernikahan Internasional dan Efek Sampingnya

Pernikahan internasional semakin umum terjadi dan kini mewakili lebih dari 10% dari total pernikahan. Namun, keterlibatan agen perjodohan ilegal telah menimbulkan kontroversi seputar pernikahan yang dibeli dan nasib pernikahan yang curang. Dampak dari keluarga multikultural ini sering kali meluas ke tantangan pendidikan bagi siswa multikultural, yang menyoroti isu sistemik yang lebih dalam.

  1. Hubungan Tergantung Karena Masalah Visa dan Tempat Tinggal

Visa imigran untuk pernikahan (visa F6) memberikan masa tinggal hingga tiga tahun, tetapi memerlukan proses perpanjangan. Selain itu, pasangan harus mempertahankan kehidupan pernikahan yang stabil selama minimal dua tahun sebelum memenuhi syarat untuk mengajukan permohonan tempat tinggal permanen (F-5). Proses ini mengharuskan pemenuhan kriteria pendapatan dan aset tertentu, yang bisa menjadi tantangan terutama bagi pasangan dari negara berpenghasilan rendah tanpa dukungan dari pasangan Korea mereka. Jika pasangan bercerai sebelum masa dua tahun dan tidak ada anak yang terlibat, pasangan asing mungkin menghadapi deportasi segera. Komplikasi juga bisa muncul jika status tidak dipertahankan selama proses perpanjangan masa tinggal. Kerangka institusional ini dapat menciptakan hubungan yang bergantung bagi pasangan pernikahan internasional dan meningkatkan risiko status tanpa izin.

  1. Persepsi Sosial Terhadap Pasangan Asing sebagai Subjek Evaluasi

Diperlukan perubahan dalam cara pandang masyarakat terhadap pasangan asing yang masuk ke negara melalui pernikahan internasional, bergerak melampaui sudut pandang yang terlalu sederhana tentang imigrasi. Misalnya, wanita asing yang menikah kembali dengan pria Korea harus menavigasi serangkaian prosedur yang kompleks untuk mengadopsi seorang anak. Selain itu, jika wanita asing hamil setelah menikah dan bercerai tanpa pemberitahuan sebelumnya, beban pembuktian sepenuhnya menjadi tanggung jawabnya.

  1. Kebijakan yang Disesuaikan untuk Keluarga dan Siswa Multikultural

Kebijakan yang menyasar keluarga dan siswa multikultural telah diperjuangkan selama 15 tahun terakhir; namun, masih terlihat kurangnya pendekatan yang disesuaikan. Memperlakukan siswa multikultural sebagai kelompok tunggal sering kali menghasilkan hasil yang tidak efektif. Sangat penting untuk integrasi sosial agar keluarga dan siswa multikultural diakui sebagai anggota biasa masyarakat Korea. Selain itu, terdapat kebutuhan mendesak untuk kebijakan yang melawan persepsi negatif tentang keluarga multikultural yang dipropagandakan melalui media sosial dan saluran lainnya.

Untuk informasi lebih lanjut, Anda dapat memeriksa artikel aslinya di sini: Baca artikel lengkap.